Jokowi Sebut Nama Erick Thohir, Ketika Persilakan Relawan Pendukung Panaskan Mesin Politik Jelang Pilpres 2024

- Minggu, 17 September 2023 | 19:06 WIB
Presiden Jokowi bersama Erick Thohir dan Prabowo Subianto (Instagram/Erick Thohir)
Presiden Jokowi bersama Erick Thohir dan Prabowo Subianto (Instagram/Erick Thohir)

Bolanusantara.com - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mempersilakan relawan pendukungnya memanaskan mesin politik menjelang Pilpres 2024.

Namun ia mengingatkan agar mesin yang sudah panas tidak dijalankan dulu karena harus menunggu instruksi darinya.

Menariknya, saat mempersilakan relawan pendukungnya memanaskan mesin politik jelang Pilpres tersebut, Presiden Jokowi menyebut nama Menteri BUMN Erick Thohir.

Nama Erick Thohir sejauh ini santer disebut sejumlah lembaga survei sebagai kandidat paling kuat sebagai cawapres Prabowo Subianto.

Baca Juga: MU Indonesia Lebih Unggul dan Bertaji Ketimbang MU dari Inggris

“Kalau ingin memanaskan mesin ya silakan, mesinnya dipanaskan, tapi jangan dijalankan dulu. Internal struktur relawan diperkuat, jangan tergesa-gesa. Erick Thohir,….ya gak apa-apa, wong namanya demokrasi, bersuara gak apa-apa,” kata Jokowi dalam Rembug Nasional Relawan Solidaritas Merah Putih (Solmet) di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (16/9/2023).

Menurut Jokowi, koalisi atau gabungan partai politik yang saat ini sudah ada belum pasti, termasuk seluruh pasangan bakal capres dan bakal cawapres yang akan berlaga pada Pemilu 2024.

Oleh karena itu, kata Jokowi meminta relawan perlu bersabar menunggu untuk memutuskan siapa bakal capres dan bakal cawapres yang akan menerima dukungan.

Baca Juga: Asnawi Mangkualam Ceritakan Kekhawatiran Shin Tae-yong Soal Gaji Kecil di Liga Korea Selatan

“Harus sabar dulu. Setuju ndak? Saya aja bisa sabar, masa Bapak Ibu gak bisa sabar. Jadi kita menunggu koalisi-nya seperti apa, menunggu calonnya seperti apa,” ujar dia.

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menjelaskan bahwa Pemilu 2024, Pemilu 2029, dan Pemilu 2034 akan sangat menentukan apakah Indonesia bisa menjadi negara maju atau terjebak sebagai negara berkembang.

Dia memberi contoh sejumlah negara di Amerika Latin dan Amerika Selatan, yang sejak dekade 1950 masih menyandang status sebagai negara berkembang hingga saat ini.

Baca Juga: Asnawi Mangkualam Kena Kartu Merah di Liga Korea, Jeonnam Dragons Tetap Menang

Hal itu, kata Jokowi, karena negara tersebut tidak memanfaatkan kesempatan untuk melompat menjadi negara maju.

Halaman:

Editor: Alief Maulana

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Fundamental Kuat, BRI Optimistis Tumbuh Berkualitas

Senin, 25 September 2023 | 15:40 WIB

UMKM Pulih, Kualitas Kredit BRI Semakin Sehat

Minggu, 24 September 2023 | 19:49 WIB
X